Minggu, 08 Mei 2011

Xperia Mini dan Mini Pro, Android Mungil nan Gesit


Seakan ingin mengulangi kesuksesan Xperia X10 mini dan mini pro, Sony Ericsson kembali menggeber dua ponsel Android mungil pada pertengahan 2011 ini.  Namanya tidak jauh berbeda dibanding pendahulunya, yaitu Xperia mini dan Xperia mini pro.

Dilihat sepintas, anatomi luar dari kedua anggota keluarga terbaru Sony Ericsson ini pun tak mengalami banyak perubahan. Ukurannya saja yang lebih besar karena keduanya mengemas layar multisentuh 3 inci. 
Namun, jika menilik spesifikasinya, Xperia mini dan mini pro diperkuat dapur pacu yang lebih gegas. Di dalamnya, terkandung prosesor Snapdragon 1GHz dan sistem operasi Android 2.3 (Gingerbread). 

Selain itu, keduanya mengunggulkan teknologi Reality Display with BRAVIA Mobile Engine, seperti yang dipunyai “kakak”-nya, Xperia arc. Walhasil, pengguna bakal merasakan pengalaman multimedia berdefinisi tinggi. Fitur hiburan masih dilengkapi kamera 5MP dengan autofokus dan 8x digital zoom, serta perekam video HD.
Tak heran bila Xperia mini dijuluki sebagai “smartphone perekam video HD dengan ukuran terkecil di dunia”. Sementara itu, Xperia mini pro diklaim sebagai “smartphone ringkas dengan pengiriman pesan cepat dan intuitif” berkat keberadaan keyboard QWERTY geser.

Xperia mini dan Xperia mini pro juga merupakan ponsel seri Xperia pertama pada tahun 2011 yang diperkaya antarmuka “Facebook inside Xperia”. Antarmuka ini mengintegrasikan koneksi sosial di seluruh aspek ponsel, dengan memberi akses Facebook pada fitur-fitur yang kerap digunakan, seperti galeri foto, pemutar musik, buku telepon, dan kalender.

Sony Ericsson menjanjikan Xperia mini dan mini pro akan hadir pada kuartal ketiga (Q3) 2011.  Tapi, belum ada informasi resmi mengenai harganya.

Osama Tewas, Malware Mengganas


Kabar tewasnya Osama bin Ladin diakui telah memicu sikap keingintahuan (curiosity) dan histeria masyarakat. Kondisi yang demikian, tak terkecuali ikut dimanfaatkan oleh para penyebar malware

Modusnya? Apalagi kalau bukan untuk menyebarluaskan berita singkat, baik dengan scam maupun phishing demi memuaskan rasa ingin tahu para user. Salah satu jebakan yang digunakan adalah dengan menyediakan weblink yang bisa diakses untuk melihat “foto atau rekaman video” tewasnya Osama.

Pasalnya, memang rasa keingintahuan yang sangat tinggi dari kelompok pengguna menjelang atau pasca terjadinya sesuatulah yang menjadi andalan penjahat maya ini beraksi. Modus phishing biasanya dilakukan menggunakan variasi cara, namun demikian hingga saat ini belum ada cara baru yang bisa digunakan untuk melakukan phishing tersebut. Kecuali user mampu melakukan deteksi secara proaktif dan hati-hati. 

Terkait dengan hal tersebut, Yudhi Kukuh (Technical Consultant di PT. Prosperita-ESET Indonesia) menyampaikan bahwa kehadiran malware dengan cara phishing maupun scam tersebut memanfaatkan kelengahan orang karena histeria yang luar biasa dalam menyikapi peristiwa tertentu. 
Dari beberapa kasus yang terjadi di tempat dan waktu yang berbeda menunjukkan kecenderungan bahwa ketika perhatian masyarakat sedang tertuju pada satu hal tertentu (bencana ataupun pernikahan, dsb) maka akan selalu ada bahaya yang mengintip para user yang tidak terkait langsung dengan peristiwa. 

Threatsense ESET sebagai kekuatan utama yang dilengkapi Advance Heuristic Engine secara cepat menangkap dan mengidentifikasi malware tersebut. Laboratorium Penelitian ESET juga telah berhasil mengurai kode-kode malware jahat yang merupakan varian dari malware yang sudah ada dan selama ini telah mampu diidentifikasi oleh ESET. 

Lebih dari itu, malware juga muncul dalam bentuk situs palsu menyusul terjadinya beberapa bencana besar seperti tsunami di Aceh, gempa di Haiti dan Selandia Baru, dan Tsunami Jepang. Dari sini biasanya penjahat maya akan meminta donasi dan mengaku sebagai badan amal sungguhan. Bahayanya, malware tersebut biasanya juga digunakan untuk pencurian data informasi keuangan.


D-Link baru-baru ini memperkenalkan seri terbaru dari D-Link DFL-260E/860E seri NetDefend UTM Firewall. Dilengkapi Unified Threat Management, peranti ini memberikan pertahanan yang kuat terhadap berbagai ancaman yang berasal dari internet.

D-Link NetDefend UTM Firewall menawarkan integrasi VPN Client dan Server, yang memungkinkan dijalankannya kantor jarak jauh (remote office), untuk secara aman terkoneksi dengan jaringan mitra terpercaya.

Konfigurasi canggih dari VPN seperti enkripsi DES/3DES/AES/Twofish/Blowfish/CAST-128 dan manual atau manajemen kunci IKE/ISAKMP dapat digunakan dengan menggunakan Firewall untuk lebih meningkatkan keamanan di dalam jaringan.
Perangkat ini juga menggunakan teknologi unik IPS yang mengenali dan melindungi semua jenis serangan yang dikenal dan tidak dikenal, termasuk payload, NOP sled, infection dan exploits.

Terdapat pula fitur D-Link Stream-Based Virus Scanning yang memeriksa file dari berbagai ukuran tanpa perlu caching file yang masuk, dengan menggunakan virus signatures dari Kaspersky Labs. Hal ini akan memungkinkan virus dan malware terblokir sebelum mereka menembus ke dalam jaringan dan mencapai end-users.

Dengan mengaktifkan Web Content Filtering, Firewall ini memungkinkan para administrator untuk mengelola dan mengendalikan akses internet pengguna. Ia juga aktif menangani konten internet dengan memilah objek yang berpotensi membahayakan, seperti Java Applets, JavaScripts/VBScripts, ActiveX object, dan cookies.

“Dirancang untuk UKM, D-Link DFL-260E/860E memberikan solusi yang kuat dan efektif untuk melindungi jaringan dari berbagai ancaman,” ujar Desmond Toh (Direktur Pemasaran, D-Link International Pte Ltd.).

“Bila digunakan dengan D-Link XStack Switches, D-Link DFL-260E/860E menawarkan End-to-End solution (E2ES), yang memberikan kontrol akses bagi pengguna bisnis dan perlindungan real time,” tambah Desmond.

Intel Demokan Prosesor Baru di CES 2011


LAS VEGAS, AS - Menempati booth nomor 7513 di Central Hall, Las Vegas Convention Center, Intel meng-highlight jajaran prosesor terbarunya lewat berbagai demo menarik.
"Apa yang kami tampilkan di sini adalah bagaimana prosesor Core i3, i5, dan i7 dimaksimalkan, lebih dari sekadar melakukan aktivitas komputasi," jelas salah seorang juru bicara Intel Corp. di ajang CES 2011.
Salah satu yang sempat menarik perhatian kami adalah showcase berjudul “Bringing Toys to Life”. Di pertunjukan ini, Intel memerlihatkan kekuatan multithread prosesor Core i7 untuk berkolaborasi dengan kamera, aplikasi, dan proyektor. Hasilnya adalah proyeksi mainan anak-anak pada sebuah bidang datar yang ditambahi efek-efek khusus sehingga permainan lebih hidup.

Di sisi lain terdapat showcase 3D Motion Gesture. Sebuah kamera dikoneksikan dengan perangkat khusus berbasis prosesor Intel Core generasi 2, layar display, dan tentu saja aplikasi. Anda cukup menyapukan tangan di depan kamera untuk memilih dan membuka aplikasi yang terpampang di layar, atau bahkan bermain game.
Ada pula wireless display dan wireless audio. Anda bisa melakukan streaming audio atau video dari internet atau hard disk secara nirkabel ke sebuah perangkat berbasis prosesor Intel. Perangkat ini akan memutarnya lewat display (video) atau speaker (audio).

Untuk wireless audio, Logitech sudah menyiapkan perangkatnya dan siap luncur pada kuartal kedua tahun ini. Kabarnya perangkat berbasis prosesor Atom ini akan dijual seharga US$30.
Yang juga menarik adalah penampakan sebuah laptop yang bisa menjelma menjadi tablet dengan mekanisme geser seperti smartphone. Produk yang kabarnya akan dibesut Samsung pekan ini tersebut berbasis prosesor Atom Oaktrail. Prosesor jenis itu, menurut pihak Intel yang kami jumpai, tidak butuh kipas pendingin serta mendukung daya hidup baterai yang cukup lama.

Gloria, begitu codename yang disandang perangkat ini, akan disiapkan untuk multi-OS, yakni Windows, Android, dan MeeGo. (Liana Threestayanti)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger